Infobaru.co.id, Namlea – Kuasa hukum Saipul Kabau membantah keterlibatan kliennya dalam kasus pencurian tiang Ku’bah mesjid di Desa Kayeli yang berhasil ditangkap Satreskrim Polresta Buru, Sabtu (9/3/2024).
Hal ini diungkapkan kuasa hukum Handi. D Sella kepada wartawan dalam konferensi pers di Namlea, Sabtu (26)3/2024).
‘Santer diberitakan terkait pencurian mesjid tiang alif di Desa Kayeli dan memberikan apresiasi kepada polres Pulau Buru yang mengungkap pelaku pencurian,” ungkapnya.
Ditambahkan, pemberitaan tersebut sangat mencederai klaien dan nama kampung yaitu Kabauw, karena Babinsa dari Desa Kayeli yang mana belum mengetahui merilis resmi dari Polres namun sudah menjastifikasi Saipul Kabau.
“Dalam pemeriksaan Satreskrim Polres Buru dimana klien kami tidak terlibat dalam insiden pencurian tersebut,” tegasnya.
Poin-poin Konferensi Pers.
1. Babinsa desa Kaiely Serda Hendrik Busou harus di proses sesuai dengan aturan militer dan UU yang berlaku pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Babinsa yang bersangkutan harus segera meminta maaf dan melakukan klarifikasi via media.
3. Kedua media online dalam hal ini Siwalimanews.com dan Infobaru.id harus segera dimintai pertanggungjawabannya dan diproses.
4. Kedua media online tersebut segera meminta maaf dan harus mereview serta merevisi kembali isi berita yang dimuat.
5. Para pihak harus melakukan ganti rugi.
6. Tetap menjaga silaturahmi sebagai hidup orang Basudara.
Sebelumnya, Langkah cepat yang dilakukan Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukijang untuk mengungkap pelaku pencurian kubah emas, patut diapresiasi.
Bagaimana tidak, butuh waktu satu Minggu empat pelaku berhasil diciduk Satreskrim Polres Buru dibawah perintah pimpinannya perwira dua bunga melati di pundaknya itu.
“Sudah lima orang kawanan pencuri berhasil di tangkap anggota Reskrim Polres Buru,” ungkap sumber kepada media ini, Sabtu (9/3/2024) pagi tadi.
Sumber menambahkan, kawanan pencurian terdiri dari enam orang, hingga kini masih dalam pengejaran.
“Pelaku lain hingga kini masih dalam pengejaran, jumlah pelaku ada enam orang,” jelasnya.
Menyoal nama pelaku serta kronologis penangkapan, dirinya mengarahkan untuk mengkonfirmasi dengan pimpinan.
“Untuk masalah itu nanti hubungi pimpinan saja,” ujarnya.
Ini pelaku pencurian tiang Alif mesjid Desa Kaiely, Amin gay Asal Ternate domisili Kaiely, Saleh asal Buton domisili Namlea, Roslan sambilan asal Sanana domisili Namlea, Abdulrahman Tuasamu asal Tulehu dan Saipul Kabau pembawa spit book domisili Namlea
Sebelumnya, Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukijang memerintahkan Kasat Serse untuk mengungkap pelaku pencurian kubah mesjid bertulis lafaz Allah yang terbuat dari emas hampir 3 kg.
Kubah mesjid Al-Huda Desa Kaiely Kecamatan Teluk Kaiely Kabupaten Buru ini dicuri OTK pada Minggu (3/3/2024) dini hari kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian Polres Buru.
“Saya sudah perintahkan Kasat Reskrim untuk mengungkap pelaku pencurian tiang kepala kubah yang terbuat dari emas seberat hampir 3 kg,” ungkap kepada media ini, Senin (4/3)2024) pukul 11.00 Wit.
Orang pertama di Mapolres Buru ini mengharapkan dukungan masyarakat guna mengungkap pelaku pencurian.
“Kami mengharapkan dukungan masyarakat sekitar untuk mengungkap pelaku kubah emas agar secepatnya di tangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” harapnya.
Kepala kubah masjid Al-Huda (lafaz Allah) desa Kaiely Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Buru yang terbuat dari emas murni seberat hampir 3 kilogram dicuri kawaanan pencuri tadi malam, Senin (4/3)
Masyarakat baru mengetahui hilangnya kepala kubah tersebut pada pagi hari. Suasana seketika menjadi gempar karena mereka tidak menyangka hal tersebut bisa terjadi.
Menurut camat Teluk Kaiely, Fandi Wael mengungkapkan kepala kubah emas tersebut merupakan sumbangan para penambang emas gunung botak yang diprakarsai oleh ayahnya Raja Petuanan Kaiely M. Fuad Wael tahun 2013-2014.
Menurut Fandi, pencurian itu melibatkan lebih dari 1 orang atau kelompok mengingat untuk naik sampai ke kubah masjid sangat susah.
“Saya yakin pencurian kepala kubah itu pasti lebih dari satu orang atau kelompok karena untuk naik sampai di kepala kubah itu paling susah dan tidak ada tempat injak/naik dan seng sangat licin,” ungkapnya. (Ipu)
