Infobaru.co.id, Ambon – Penjabat Bupati Buru Djalaluddin Salampessy melakukan Panen Raya Padi Program Estate dan Pedet Program Sikomandan di Kecamatan Waeapo, Munggu (5/3/2023).
“Alhamdulillah pada hari ini di Desa Waekasar Kecamatan Waeapo telah hadir ditengah-tengah kita Penjabat Bupati Buru, sekaligus melakukan silaturahmi dengan para Gapoktan, Kelompok Tani, Petani dan para PPL,” ungkap Kadis Pertanian Kabupaten Buru Temok Karyadi dalam sambutannya.
Kabupaten Buru memiliki topografi datar, bergelombang dan bergunung, dari dataran rendah sampai tinggi. Karena topografi yang bervariasi, maka Kabupaten Buru memiliki potensi pertanian yang bervariasi dari padi, palawija, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, pala, cengkeh, kakao, kopi, peternakan dan tanaman kehutanan.
“Kabupaten Buru lebih dikenal sebagai salah satu daerah lumbung pangan di provinsi Maluku dan Indonesia Timur. Selain sebagai daerah penghasil beras juga diandalkan dalam memproduksi dan mensuplai daging, buah, sayuran, produk perkebunan ke Ambon dan luar Provinsi Maluku,” ungkapnya.
Keseimbangan harga dan ketersediaan produk hortikultura (sayur dan buah) di kota Ambon sangat dipengaruhi oleh suplay hasil dari Kabupaten Buru.
Salah satu strategi peningkatan produktivitas dan produksi padi yang ditetapkan oleh pihak Kementerian Pertanian RI yaitu pengembangan Food Estate (FE).
Kegiatan Food Estate di Kabupaten Buru pada tahun 2022 ini seluas 2.000 ha dengan jenis bantuan yaitu benih, pupuk dan pestisida.
Untuk ketahuan hanya Kabupaten Buru di Provinsi Maluku yang menerima kegiatan Food Estate sejak tahun 2020. Rata-rata produktivitas padi pada kegiatan Food Estate tahun 2021 sebesar 5,2 ton GKG. Pada tahun 2022 ini merupakan tahun ketiga.
“Alhamdulillah pertanian di Kabupaten Buru masih yang terbaik dari semua kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Selain padi sawah yang menjadi perhatian pihak kementerian pertanian RI yaitu pada tingkat keberhasilan pedet (anak sapi hasil Inseminasi buatan),” jelasnya.
Rata-rata tiap tahun keberhasilan kelahiran pedet melebihi target yang ditetapkan oleh pihak Kementan.
Selain itu potensi sumber daya alam yang tersedia dan adanya peningkatan kapasitas tenaga petugas lapangan.
“Marilah kita berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para penyuluh dan para petani yang telah menjalankan tugasnya seoptimal mungkin sebagai pejuang pangan,” ucapnya.
Untuk tahun 2021 hasil produksi padi di Kabupaten Buru sebesar 60.420,36 ton GKG (gabah kering giling), jika dikonversi ke beras menjadi 38.064,83 ton yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi 509.705 jiwa (asumsi kebutuhan beras 74,68 beras per jiwa per tahun) Hasil ini diperoleh dari total luas panen 13.078 Ha dari luas baku lahan sawah 8.176,77 Ha.
Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi di Kabupaten Buru pihak Kementerian pertanian RI tahun 2022 juga mengalokasikan
Pengembangan Food Estate (FE) seluas 2.000 Ha, pengembangan IP 400 seluas 2.000 Ha, pengembangan padi lahan kering seluas 638 Ha, bantuan benih padi inbrida seluas 2.000 Ha.
Bantuan petani produsen benih tanaman pangan (P3B) seluas 50 hektar, Kegiatan Dem Farm budidaya tanaman sehat seluas 13 hektar, padi sehat seluas 50 Ha, padi ramah lingkungan 50 Ha, padi kaya gizi (biofortifikasi) 500 Ha.
Bantuan petani produsen benih tanaman pangan (P3B) tahap II seluas 50 hektar
Pembuatan embung/dam parit 2 unit, pembuatan irigasi pompa besar 2 unit
Pembuatan irigasi pompa menengah 1 unit
“Melalui kegiatan panen ini diharapkan akan lebih memberikan motivasi kepada para petani agar lebih maju dalam melakukan usahanya dibidang pertanian dan semoga akan membawa dampak positif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat desa, serta peningkatan tata perekonomian masyarakat yang lebih maju,” harapnya.
Penyuluh pertanian dan petugas lapangan adalah abdi Negara termasuk sebagai abdi dan mitra tani dan mitra masyarakat, maka diharapkan bisa menempatkan diri sesuai dengan profesi dalam upaya membantu meningkatkan perekonomian masyarakat yang secara otomatis juga turut serta membantu laju pertumbuhan pembangunan Negara kita ini,
“Untuk itu saya berpesan bahwa antara penyuluh dan para petani bukannya sebagai guru dengan murid, tetapi saya harap lebih condong sebagai hubungan kemitraan, yang saling asih, asah dan asuh sehingga akan tercipta hubungan yang lebih harmonis.
Harapannya semoga kegiatan ini dapat dijadikan wahana untuk melengkapi segala kekurangan dan penyempurnaan kegiatan di tahun mendatang.
Perencanaan yang baik harus disinergikan dengan mengutamakan adab dan silahturahmi sehingga nantinya akan tercapai pertanian yang lebih maju, mandiri dan moderen. (Ipu)