Infobaru.co.id, Buru – Pendapatan Asli Daerah (PAD) murni dari sektor minyak kayu putih di Kabupaten Buru pertahun mencapai Rp400 juta. Hal ini disampaikan oleh Direktur PT. Nusa Gelang Rifai Duila kepada Info Baru di Namlea, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, pada bulan Februari tahun berjalan PT. Nusa Gelang berkewajiban menyetor Rp400 juta sesuai kontrak perjanjian dengan pemerintah Daerah. Uang ini didapat dari hasil pengolahan 103 ketel (penyulingan) minyak kayu putih milik daerah yang tersebar di Kecamatan Teluk Kayeli, Kecamatan Namlea, Kecamatan Lilialy dan Kecamatan Waplau.
Dirinya mengaku penyetoran Rp400 juta ini sudah berjalan pada periodisasi sebelum dirinya dilantik sebagai direktur PT. Nusa Gelang pada 31 Desember tahun 2021.
“Selama 5 tahun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini harus menyetor Rp2 miliar ke Pemda Buru. Karena pendapatannya fluktuatif atau tidak menentu maka penyetorannya bisa saja tiap tahun tidak sama. Intinya selama 5 tahun sesuai kontrak,” jelasnya.
Dirinya berharap kedepan sebaiknya diatur sistim bagi hasil dengan daerah karena BUMD adalah perusahan, sehingga tidak tepat kalau dipakai sistim kontrak.
Masih kata Duila, “pendapatan bisa berubah berdasarkan kondisi lahan kayu putih di lapangan, kadang terjadi kebakaran besar yang menyebabkan produksi menurun dan dari 103 ketel ini tidak semua berproduksi karena faktor alam dan nonteknis.
Sebenarnya pendapatan bisa digenjot naik asal ada penyertaan modal dari daerah sehingga kebutuhan petani kayu putih bisa teratasi, ia mencontohkan banyak petani yang terpaksa menjual hasil minyak kayu putih ke beberapa pengusaha di Nemlea.
“Hal Ini diakibatkan karena segala kebutuhan petani ditanggung oleh pengusaha dan dalam bentuk hutang, sehingga mereka tidak punya pilihan lain kecuali harus menjual ke pengusaha yang menanggung semua kebutuhan mereka,” katanya.
Dirinya mengakui, bahwa selama kepimpinannya belum ada penyertaan modal sama sekali dari daerah. (Red)
