Infobaru.co.id, Ambon – Dugaan penyelahgunaan dana pendidikan diluar domensili (PDD) Poltek Negeri Ambon didesak pihak penegak hukum di Maluku untuk memeriksa pimpinan Poltek.
Pasalnya, Pemda Kabupaten Maluku Tengah setiap tahun mengalokasikan dana bantuan sosial Rp. 1,8 miliar untuk transportasi dosen di PDD Masohi dan PDD Banda.
“Jika dana PDD tahun 2020 oleh pemda Malteng disalahgunakan okmun Poltek Ambon, maka patut penegak hukum melihat hal ini,” jelas praktisi hukum Samri Sahmat saat diminta konfirmasi tadi sore.
Dirinya menambahkan, pendidikan bukan ajang bisnis oknum petinggi Poltek Ambon, tapi harus bekerja guna memajukan Poltek Ambon sesuai visi dan misinya.
“Jangan menjadikan pendidikan sebagai lahan bisnis, harusnya para petinggi Poltek Ambon bekerja semaksimal mungkin untuk kemajuan Poltek kedepan, jangan terulang lagi pada mantan Direktur sebelumnya,” jelasnya.
Dirinya juga mendesak, Pemkab Malteng untuk melakukan audit investigasi perihal dana bansos yang dikucurkan tahun 2020 sebesar Rp 1,8 miliar yang dikirim lansung ke rekening Poltek Ambon.
“Pemda Malteng harus menindaklanjuti informasi tersebut, karena selama Covid tahun 2020 tidak ada proses perkulihan, sementara dana itu di buat itu apa,” desaknya.
Sebelumnya, penyelahgunaan uang negara dilingkup Politeknik Ambon sejak kepemimpinan terpidana Hendrik Nikijuluw, terpidana Miegsjeglorie V Putuhena hingga direktur sekarang Dedy Mairuhu tidak terlepas dari permasalahan pengelolaan uang negara.
Bagaimana tidak, dimassa kepemimpinan Dedy Mairuhu yang baru satu periode banyak masalah yang berhadapan dengan penyidik akibat kinerja anak buahnya yang tidak baik.
Bagaimana tidak, pengelolaan dana Pendidik Diluar Domensili (PDD) Politeknik Negeri Ambon Masohi dan Banda tahun 2020 ‘berbau korupsi’.
Dana hibah bansos Kabupaten Maluku Tengah tahun 2020 sebesar Rp 1,8 miliar yang dikirim lansung melalui rekening Poltek Ambon hingga kini tidak diketahui keberadaannya, sementara laporan ke Kabupaten Maluku Tengah terbilang mulus, alias tidak ada masalah.
Dana yang diperuntukan untuk transportasi dan uang makan dosen dari Poltek Ambon ke PDD Masohi dan Banda tidak pernah dilakukan karena kondisi negara dalam keadaan genting alias Covid-19, sehingga sistem perkuliahan dilakukan secara daring atau online.
Terus dimanakan dana transferan Pemda Malteng ke rekening Poltek Ambon, apakah dinikmati oleh para pejabat dilingkup Poltek Ambon ?.
Penelurusan media ini di Politeknik Negeri Ambon mengungkapkan ada konspirasi yang dilakukan petinggi Poltek Ambon yang memanfaatkan Covid-19 dengan laporan dugaan fiktif alokasi dana Rp. 1,8 miliar itu.
Hal ini diungkapkan beberapa sumber terpercaya dilingkup Poltek Ambon. Apa yang dilakukan bendahara Vence Salhuteru yang juga Pembantu Direktur (Pudir) II patut diperiksa penegak hukum atas dana PDD Poltek Masohi.
“Dana hibah PDD dari Pemkab Maluku Tengah tahun 2020 sebesar Rp 1,8 miliar yang dikelola Pudir II Poltek Ambon harus diperiksa penegak hukum,” ungkap salah satu sumber yang namanya tidak mau dikorankan kepada media ini, Kamis kemarin.
Sumber mengungkapkan, dirinya bersama sekitar 90 tenaga pengajar di PDD Poltek Masohi dan PDD Poltek Banda di tahun 2020 tidak ada aktifitasi karena Covid.
“Selama tahun 2020 kami tidak pernah melakukan perjalanan ke Masohi dan Banda untuk aktifitas proses belajar mengajar, sistem mengajar kami lakukan sistem online kepada mahasiswa di dua PDD tersebut,” jelasnya.
Ditambahkan, di PDD Masohi ada 5 program studi (Prodi) yakni pariwisata, ASP, pertanian, perikanan dan informatika dengan 70 tenaga dosen dari berbagai ilmu. Sementara Banda ada dua Prodi yakni Perikanan dan Pertanian dengan 20 lebih tenaga dosen.
Hingga berita ini diturunkan Pudir II Vence Salhuteru saat di ketemui Kamis kemarin harus terlebih dahulu membuat janji.
“Bapak sudah janjian dengan Pak Pudir ya, jika belum maka beliau tidak bisa di ketemu,” ungkap salah satu satpam jaga di gedung poltek Ambon.
Tidak sampai disitu, media ini menghubungi melalaui saluran telephon hingga SMS, namun bendahara Poltek Ambon ini tidak merespon.
Sementara Direktur Poltek Ambon saat tidak berada di tempat.
“Pak direkrur lagi berangkat ke Jakarta,” jelas satpam jaga itu.
Namun saat dihubungi melalui telephon dan SMS juga tidak ada respon. (Ipu)