Infobaru.co.id, Ambon – Plt. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda (BPP) Kementerian Pemuda dan Olahraga Dr. Drs. Yohan, M.Si membuka kegiatan pencegahan penyalahgunaan Napza dan intoleransi dikalangan pemuda di kota Ambon, Selasa (29/8/2023).
Kegiatan Kemenpora di kota Ambon dengan tema ‘Moderasi Beragama’ digagas oleh Abukasim Sangadji sapaan AKS itu juga sebagai salah satu calon anggota DPD RI dapil maluku.
Kegiatan ini juga memiliki makna yang sangat relevan dengan dinamika zaman saat ini, di mana pemahaman yang tepat tentang agama dan keberagaman menjadi landasan yang kokoh bagi kemajuan dan
kerukunan bangsa.
Hadir dalam tersebut Sekda Maluku yang diwakili Asisten Adminitrasi Umum, tokoh pemuda Maluku Abukasim Sangadji, hadir juga pemateri seperti Dr. H Amar Ahmad, M.Si Asdep Karakter Pemuda dengan materi Pengarus Utamaan Moderasi Beragama Dikalangan Pemuda.
Pendets Daniel Watimanela materi peran pemuda menwujudkan kerukunan hidup beragama di Maluku. Kepala Kantor Wilayah Kementerian AH.Yamin, S.Ag. M.Pd materi Moderasi Beragama Sebagai Perekat Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Akademisi Dr. Manaf Tunakan dengan materi Menumbuhkan Jiwa Moderasi Beragama Melalui Penguatan Kearifan Lokal.
Bukan saja akademisi hadir juga perwakilan komunitas GMKI, HMI, GP Ansor, KBMA, Komunitas Pasar, Muhamadiah, PKH, PMII, PPMI, PSM, Tim Pena, Unidar dan My Care.
“Acara ini merupakan wujud nyata dari komitmen kita untuk membangun generasi muda yang tidak hanya beriman, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dan harmoni dalam beragama,” ungkap Plt Deputi BPP dalam sambutannya.
Baginya, moderasi beragama bukanlah sekadar sikap atau pandangan, tetapi
merupakan suatu sikap bijaksana dalam menjalankan ajaran agama yang
mengedepankan toleransi, saling pengertian, dan menghormati perbedaan.
“Sebagai pemuda memiliki peran sentral dalam menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai moderasi ini, baik dalam lingkungan sehari-hari maupun dalam tataran sosial yang lebih luas,” jelasnya.
Dalam konteks keberagaman agama memiliki peran strategis dalam mencegah potensi konflik dan membangun jembatan persaudaraan antarumat beragama.
“Dengan memahami bahwa setiap individu memiliki kebebasan beragama, kita bisa menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis, di mana perbedaan keyakinan bukanlah sumber pertentangan, melainkan kekayaan yang dapat memperkaya budaya kita.
Beberapa aspek yang dapat memengaruhi moderasi beragama di kalangan
pemuda meliputi Pendidikan dan Kesadaran.
Pendidikan yang mengedepankan nilainilai
toleransi, saling menghormati, dan pemahaman yang mendalam tentang agama-agama lain dapat membantu mengembangkan pola pikir moderat di kalangan pemuda. Kesadaran akan keragaman agama dan budaya juga penting untuk mengurangi prasangka dan stereotip.
Media Sosial dan Teknologi. Media sosial memiliki pengaruh besar terhadap generasi muda. Platform-platform ini dapat digunakan untuk mempromosikan dialog antaragama dan membagikan cerita sukses tentang kerja sama lintas agama. Namun, media sosial juga dapat menjadi tempat penyebaran pandangan ekstrem, sehingga penting untuk memantau dan mengarahkan penggunaan media sosial secara positif.
Kepemimpinan Pemuda Agama. Pemimpin agama muda yang
menganjurkan nilai-nilai moderasi dapat berperan sebagai model peran yang kuat. Mereka dapat memimpin diskusi, seminar, dan acara yang mengedukasi pemuda tentang pentingnya hidup berdampingan
dengan harmoni antaragama.
Komitmen Terhadap Nilai-Nilai Universal: Pemahaman bahwa banyak nilai-nilai etika dan moral bersifat universal, dan bukan
eksklusif bagi satu agama tertentu, dapat membantu dalam membangun sikap moderat.
Hal ini mempromosikan ide bahwa
pemuda dari berbagai latar belakang agama dapat bersatu dalam
tujuan-tujuan bersama untuk kebaikan masyarakat.
Program dan Inisiatif Kemanusiaan: Program-program relawan dan inisiatif kemanusiaan yang melibatkan pemuda dari berbagai agama dapat membantu membangun kerjasama dan pemahaman
lintas agama. Proyek-proyek ini dapat menghadirkan kesempatan untuk bekerja bersama dalam mengatasi masalah sosial.
Keterlibatan dalam Dialog Antaragama: Berpartisipasi dalam dialog dan diskusi antaragama dapat membantu pemuda menghargai perbedaan dan menghilangkan ketakutan terhadap apa yang tidak mereka pahami.
Sosialisasi ini bukanlah sekadar wadah untuk berbicara dan mendengar, tetapi ajang untuk merumuskan langkah nyata dalam menerapkan moderasi beragama. Dari pengetahuan yang akan kalian peroleh melalui acara ini, diharapkan akan muncul langkah-langkah konkret yang dapat kalian implementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan masyarakat tempat kalian berasal.
Saya ingin mengingatkan bahwa peran pemuda sebagai agen perubahan
tidak hanya terletak pada pelaksanaan, tetapi juga pada kemampuan untuk
menjadi teladan bagi generasi yang lebih muda.
Ketika kita mempraktikkan
moderasi beragama dengan tulus, kita secara tidak langsung memberikan
contoh yang kuat kepada adik-adik kita bahwa kerukunan adalah landasan
utama dalam kehidupan beragama.
“Saya menyampaikan apresiasi sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelenggarakan
acara ini, khususnya Komunitas Pemuda Maluku Youth Care yang secara
berkelanjutan menjadi mitra kami untuk memberikan kontribusi berharga
dalam pembangunan nasional khususnya sektor kepemudaan,” ujarnya. (Ipu)
