Infobaru.co.id, Ambon – Musyawarah Daerah (Musda) DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku yang dijalankan Faisal Saihitua yang berlangsung di gedung PKK Provinsi Maluku pada Kamis, 27 Oktober 2022, terkesan disisipi Money Politik.
Pasalnya Musda yang mencatut “Penyatuan” terkesan dibuat sebelah pihak sehingga menimbulkan polemik dikalangan peserta Musda usai salah satu Kandidat, Arman Kalean membongkar kedok Stering comite dalam menerima pengembalian formulir pendaftaran yang mematok biaya administrasi berkisar Rp 10juta.
Faktanya, dalam persyaratan pendaftaran tidak dicantumkan biaya pendaftaran tersebut. Sebab Musda yang dijalankan itu, dibiayai oleh Pemda Maluku. “Lah kenapa harus ada Mahar?” Kata Arman Kalean.
Kepada media ini, Arman mengatakan, dirinya terkesan ditipu oleh perangkat Musda yang dijalankan Faisal Saihitua.
“Saya ingin meninggalkan legacy terbaik buat KNPI, saya sebagai anak Kei, saya maju dengan tag line KNPI bersahabat, Saya maju dengan nol rupiah, sebab saya maju ini saya ingin beri kesan bahwa maju ke KNPI Maluku ini tidak ada mahar-mahar,” tegasnya.
Menurutnya, harusnya KNPI sebagai garda kepemudaan mampu menarik perhatian generasi muda dengan berbagai inovasi dan kreatifitas yang bernilai tinggi.
“Bukan mengajarkan generasi kita dengan prinsip pembodohan seperti ini. Ini kan kebobrokan yang harus kita hilangkan,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, Ia sebagai dosen pendidikan psikologi, menganggap ini sebagai ajang pembodohan bagi generasi. Bahkan, merupakan ajang pembunuhan karakter dan sangat memberikan gambaran buruk di KNPI Maluku.
Ia mengungkapkan, SC dan perangkat lain juga mengirim pesan terkait biaya pendaftaran yang disampaikan kepadanya.
“Kalian ini kan punya chat dan pesan pesan semuanya ada di saya, dan itu sangat buruk sekali, syarat Rp10 juta ini tidak ada, mungkin kreatif dari stering comite karena ada berbagai informasi yang masuk ke saya melalui WA dan SMS.
“Saya ingin menunjukan kepada publik, bahwa langkah positif dari pak gubernur Maluku agar KNPI menjadi satu untuk itu kita semua berkompetisi dan menyamarkan perhelatan musda KNPI ini,” tegasnya.
Baginya, tidak menargetkan bahwa harus menangkan pertarungan ini, perjuangan itu milik kita, kemenangan itu milik maha kuasa.
Sebelum agenda berjalan ada informasi mahar, hal ini sangat tidak bagus, ini bukan partai politik, tapi wadah pembelajaran generasi pemuda Indonesia, KNPI merupakan pembelajaran tingkat terakhir.
“Kalau kita punya watak seperti ini kurang bagus, upaya kemarin tanpa disadari justru menjadi momok, sebab tidak lansung merusak citra pemerintah provinsi Maluku, kita apresiasi niat baik pak gubernur, tapi tidak setuju dengan cara-cara oknum-oknum dan beberapa orang dilapangan,” ujarnya. (Ipu)