Infobaru.co.id, Jakarta – Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta menerima perwakilan Masyarakat Nustual yang melakukan unjuk rasa dalam rangka menyampaikan tuntutan penambahan kompensasi pengadaan lahan Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela di pulau Nustual.
“Masyarakat menyampaikan putusan MA yang menetapkan harga ganti rugi lahan sebesar Rp14.000/m2 dianggap tidak manusiawi” demikian disampaikan Febry saat menerima perwakilan pengunjuk rasa di Gedung Bina Graha, Kamis (18/8).
Febry menjelaskan, satu sisi masyarakat mendukung proyek Masela proyek Masela sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan masyarakat menghormati proses-proses hukum yang sudah berlangsung. Namun mereka tetap meminta kelayakan ganti rugi atas lahan tersebut berupa tambahan kompensasi adat.
“Masyarakat tidak menerima apabila lahan mereka hanya dihargai tidak lebih mahal dari harga beras” ungkap FCT demikian sapaan akrabnya.
Kami akan menindaklanjuti pengaduan masyarakat tersebut dengan rapat Tingkat Menteri yang akan dipimpin langsung oleh Kepala Staf Presiden.
Seperti diketahui KSP telah melakukan rapat-rapat dengan mengundang stakeholder terkait di antaranya Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Inpex, Jamdatun dan BPK. Pada rapat tersebut SKK Migas dan Inpex ditugaskan untuk segera menghitung harga keekonomian proyek Masela tersebut dan segera bertemu dengan masyarakat untuk bernegosiasi terkait kompensasi yang akan diberikan. Sebelumnya pengadilan telah menetapkan harga tanah menjadi Rp172.000/m2 namun akibat pengajuan banding harga tanah kembali menjadi Rp14.000. (Ipu)