Infobaru.co.id, Ambon- Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) – Maluku, Dr Herfien Samalehu ST, M.Eng meminta pemerintah pusat untuk mengkaji kembali pembatalan proyek pembangunan Lumbung Ikan Nasional (LIN) dan Ambon New Port (ANP) di Provinsi Maluku.
Dikutip dari tribunnews.com, Anggota DPR RI Dapil Maluku Anna Latuconsina mengungkapkan, dirinya bersama 8 wakil rakyat daerah Maluku mendapat kabar dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan alasan dibatalkan pembangunan dua mega proyek itu, salah satunya, karena terdapat gunung berapi aktif atau submarine volcano di dasar laut.
Menanggapi hal tersebut, jebolan UGM yang juga ASN pada Dinas ESDM Provinsi Maluku mengatakan, tidak beralasan jika pemerintah pusat harus membatalkan proyek dimaksud. Ia pun mempertanyakan dasar pembatalan itu.
“Apakah indikasi terdapatnya gunung api aktif di dasar laut ini sudah melalui sebuah kajian dan penelitian yang komprehensif untuk mendeteksi keberadaannya. Karena Badan/lembaga/kementerian yang memiliki Legal standing untuk menyatakan keaktifan gunung api adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) – Badan Geologi, Kementerian ESDM,” ungkap Herfien.
Tak hanya itu, Herfien juga mengatakan, yang disebut sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk proyek LIN dan ANP di Maluku, tentunya telah mempertimbangan segala kemungkinan risk (Disaster, finance, economy, politik, sosial, dan sebagainya).
“Jika kemudian diputuskan secara tiba-tiba maka akan menurunkan kredibilitas pengambil keputusan dalam hal ini pemerintah pusat,” tegas Herfien.
Berdasarkan pandangan geologi, Herfien pun mencontohkan beberapa proyek strategis nasional yang telah rampung dibangun meskipun dengan resiko kebencanaan yang sangat tinggi, seperti, Bandara Kulon Progo sebagai most vulnerable coastline.
“Ini bisa dilihat dari penelitian terbaru oleh Widyantoro et al., 2021 yang menyatakan bahwa Bandara Kulon Progo dapat disapu oleh Tsunami dalam tempo 20 menitan setelah gempabumi megathrust yang terjadi di Selatan Jogyakarta atau Jawa Tengah, namun tetap dibangun dan telah rampung meskipun telah diperingatkan para ahli-ahli tsunami dengan bukti – bukti ilmiahnya,” papar Herfien.
Selain itu, Sirkuit Mandalika dan Labuan Bajo, sebut Herfien tidak berbeda physical vulnerabilitynya terhadap peristiwa tsunami yang telah terjadi di daerah tersebut pada masa lampau.
Terkait keberadaan gunung berapi di Provinsi Maluku, Herfien menjelaskan, berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terdapat 9 gunung api, dimana 2 di antaranya terletak di laut, yaitu Niewerkek dan emperor of china.
“Namun berdasarkan penelitian Hardjawidjaksana dan Krstianto, 2001, terdapat sekitar 23 kerucut gunung api di laut Banda serta adanya indikasi gunung api purba disekitar kepulauan Manipa. Terkait adanya gunung api aktif bawah laut di sekitar Wai – Liang sampai saat ini tidak terindikasi,” tandas Herfien. (Ipu)