Infobaru.co.id, Papua – Yang dipahami oleh masyarakat Papua Barat disini meliputi orang Maluku, sebuah stereotipe yang lama tertanam dalam kesadaran orang-orang diluar Maluku sebelum era keterbukaan.
Masyarakat Papua Barat, utamanya yang menghuni Teluk Mayalibit sangat menghormati orang Ambon dengan satu alasan sederhana bahwa karena jasa orang Ambon lah mereka bisa memperoleh berkat dan iman kristiani.
Informasi ini sejak tahun 2017 ketika riset di daerah ini dan menginap dua malam di Kampung Warsambin Distrik Tiplol Mayalibit, Raja Ampat. Adalah Jonas Ansan, Bapa adat Kampung Warsambin yang yang menceritakan kedatangan orang Ambon di Teluk Mayalibit dan melakukan penginjilan.
Di Kampung Kalitoko dan Werimak mendapat cerita yang sama dalam kunjungan kedua di Teluk Mayalibit. Bapak Jonas Dam, seorang tetua yang juga pernah menjadi Kepala Pelayan Jemaat Kampung Kalitoko menceritakan bahwa kasih kristiani pertama kali dikabarkan di kampung ini pada tahun 1916 oleh Johanes Nanlohy. Pada tahun 1927 misi dilanjutkan oleh Benyamin Sitianapessy (mungkin yang dimaksud Sitaniapessy).
Masih dalam cerita Bapak Jonas Dam bahwa kedatangan Johanes Nanlohy melanjutkan misi penginjilan oleh Pendeta Van Vessel (Saya coba mencari informasi tentang tokoh ini namun hanya menemukan nama Pendeta F.G. Van Gessel, apakah ini yang dimaksud).
Johanes Nanlohy memperistri seorang perempuan Papua dari Biak yang bernama Sarah Ariks yang dipercaya oleh masyarakat Kalitoko sebagai perempuan Biak pertama yang menjadi seorang kristiani. Sarah Ariks akhirnya wafat saat melahirkan dan dimakamkan di Kampung Kalitoko. Sementara suaminya, Johanes Nanlohy melanjutkan tugas di tempat.
Makam Istri Johanes Nanlohy, Nyora Sarah Yarbel atau Sarah Ariks berada tepat di belakang gereja dan sangat dihormati oleh masyarakat Kalitoko. Arsitektur makam masih dipelihara sebagaimana bentuk aslinya. Konon bebatuan yang diletakan diatas gundukan makam adalah batu asli yang didatangkan dari biak.
Orang Ambon selalu menjadi kepala pelayan jemaat di Kampung Kalitoko hingga tiga generasi terakhir baru mulai dipegang oleh orang Kalitoko, termasuk bapak Jonas Dam yang menjadi kepala pelayan jemaat kedua dari Kalitoko.
Dari bapa Jonas Dam di Kampung Kalitoko maupun bapa adat Jonas Ansan di Kampung Warsambin saya dan tim dilayani dengan penuh kebaikan terkait agenda2 di lokasi ini.
Ambon selalu ada di hati Suku Maya dan masyarakat teluk mayalibit, begitu kata mereka. (*)
