INFOBARU – Koyo ngene rasane wong nandang kangen, Rino wengi atiku rasane peteng, Tansah kelingan kepingin nyawang, Sedelo wae uwis emoh tenan, Cidro janji tegane kowe ngapusi, Nganti sprene suwene aku ngenteni, Nangis batinku nggrantes uripku, Teles kabes netes eluh neng dadaku,
Cendol dawet, Cendol, dawet seger, Cendol cendol dawet dawet, Cendol cendol dawet dawet, Cendol cendol dawet dawet, Cendol, dawet seger, piro, Lima ngatusan, terus ora pakai ketan, Ji, ro, lu, pat, enam, pitu, wolu….Tak tik tak tik tak tung…Tak tik tak tik tak tung…Tak tik tak tik tak tung…Lolo, lolo, yes!
Lirik lagu ‘Pamer Bojo Cendol Dawet’ memang mendunia. Lantas apa arti judul lagu tersebut dengan cendol dawet? Seperti tidak ada bahkan tidak nyambung sama sekali, tidak ada kaitannya antara pamer bojo dan cendol dawet lima ratus perak.
Seperti diketahui bahwa tembang-tembang Didi Kempot banyak digandrungi kawula muda, orang dewasa dan tua, bahkan kawula milenial pun suka. Lihat saja ketika penyanyi yang akrab dengan julukan The Godfather of Broken Heart ini saat tampil di atas panggung, tak hanya ratusan, jutaan massa histeris bersuara dan viralnya sangat luar biasa tak peduli mengerti bahasa Jawa atau tidak.
Mungkin jutaan orang sampai sekarang masih bingung apa hubungannya lagu-lagu Didi kempot dengan cendol dawet, atau cendol dengan dawet. Rasanya sulit untuk membedakannya bahkan saya pastikan susah untuk dijawab, sama halnya dengan istilah Presiden Jokowi bedanya mudik dan pulang kampung. Atau istilah sekarang dalam memerangi Covid 19 antara lockdown dan karantina wilayah.
Meski sama-sama priyantun Solo nya tapi sangat beda antara Didi Kempot seniman yang identik dengan tembang-tembang campursari dan Joko Widodo yang merupakan orang nomer satu di Indonesia ini.
Di tengah kebingungan saat ini Sobat Ambyar, Sad Boys, Sad Girl atau apapun istilahnya yang diklaim identik dengan fans berat Didi Kempot atau The Godfather of Broken Heart masih sangat menyakini bahwa lagu-lagu yang dibawakan adik kandung comedian Mamiek Prakoso ini bisa menghipnotis setiap pengunjung yang datang atau pun mendengarkan semua lagu ciptaannya.
Ada istilah “sakit hati yaa dijoged in aja” meski liriknya sedih tapi membuat hati setiap orang mendengarkan lagu Didi Kempot dibuat gembira, itulah sang legend campursari Indonesia. Sebagi bukti kontribusi Lord Didi adalah Konser Musik #dirumahaja digelar Najwa Shihab dan NarasiTV untuk mengumpulkan donasi yang seluruh hasilnya digunakan untuk membantu mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Konser Musik #dirumahaja yang disiarkan secara live streaming sejak Rabu (25/3/2020) itu bahkan digelar tanpa sponsor. Saat Didi Kempot terakhir menyanyikan Layang Kangen di konser tersebut, tercatat ada donasi dari masyarakat yang terkumpul sampai Rp 9,022 miliar.
Bagaimana dengan Jokowi. Dalam situasi darurat saat ini komunikasi politik maupun kebijakan dalam penanganan pandemic Covid 19 sangat diharapkan sekali di tengah ketidakpastian dan kebingungan masyarakat Indonesia soal jaminan social karena pemerintah sudah menerapkan kebijkan keragu-raguan antara lockdown atau setengah lockdown sehingga menyebabkan kebijakan yang kurang efektif.
Keraguan-raguan antara pertimbangan kepentingan ekonomi dengan menyelamatkan nyawa warga Negara misi kemanusian yang harus diutamakan terlebih dahulu sehingga memunculkan public distrust, ketidakpercayaan publik, terhadap kepemimpinan nasional yang bisa berujung pada krisis yang lebih serius.
Presiden Joko Widodo resmi menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Virus Corona berbahaya.
Untuk keperluan tersebut, pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp405,1 triliun yang selanjutnya akan diperuntukkan kepada sejumlah bidang penanganan mulai dari sisi kesehatan hingga dampak ekonomi yang ditimbulkannya. Rp75 triliun untuk bidang kesehatan, Rp110 triliun untuk Social Safety Net, Rp70,1 Triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus KUR, serta Rp150 Triliun dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
Nah, bila dikaji dengan seksama maka 3 regulasi tentang darurat kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah bisa dimaknai bahwa pemerintah pusat tidak memprioritaskan soal pemberantasan pandemi Covid-19 tapi ke sector ekonomi.
Lho kok bisa demikian? 53 persen (Rp70,1 Triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus KUR, serta Rp150 Triliun dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional) untuk pemulihan ekonomi. Sementara sisanya yang mencapai 47 persen (Rp75 triliun untuk bidang kesehatan, Rp110 triliun untuk Social Safety Net) untuk kesehatan. Sehingga diduga mempunyai kesan untuk memanfaatkan situasi dominan pendanaan sektor pengusaha bukan pada tindakan kesehatan maupun kepentingan rakyat.
Untuk diketahui bahwa Perppu ini harus diwaspadai dan pemerintah diharapkan berhati-hati dalam melaksanakan Perppu No 1 Tahun 2020 ini, karena pada Pasal 27 ayat 1, 2, dan 3 bisa dimanfaatkan oleh penumpang gelap untuk membobol uang negara tanpa bisa dijerat oleh hukum, dan juga regulasi ini juga bisa membahayakan posisi Bank Indonesia (BI).
“Pada Pasal 27 Ayat 1 Perppu ini dijelaskan bahwa segala uang yang dikeluarkan adalah biaya ekonomi bukan kerugian negara. Kemudian Ayat 2 menyatakan semua pejabat keuangan memiliki kekebalan hukum. Sementara Ayat 3 menyebut semua kebijakan keuangan yang dikeluarkan berdasarkan Perppu No.1/2020 bukan merupakan obyek gugatan di PTUN”.
Jokowi akan mati-matian menghadapi Covid-19 ini dengan mempertaruhkan segala kekuatannya. Sebagai Presiden RI, Jokowi akan menghadapi pro ekonomi dan pro-nyawa,masyarakat Indonesia pun saat ini juga terbelah menjadi dua antara yang pro dan kontra lockdown atau karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kerja keras Jokowi nampaknya tetap diuji dalam mengatasi krisi Covid-19 di tengah gempuran politik yang massif, dan mudah mudahan Jokowi tidak menjadi tumbal politik atas kebijakannya dalam memerangi Covid-19. Kita doakan karir Jokowi husnul khatimah sampai akhir masa jabatannya.
Didi Kempot atau The Godfather of Broken Heart yang sudah berjuang mati-matian sampai berdarah-darah dengan menggelar konser amal “Konser Musik #dirumahaja” yang berkontribusi menyumbang Rp 9 milliar untuk membantu penanganan Covid 19, dan sebagai seniman yang berhasil mengangkat kesenian local di tengah derasnya gempuran music global. Kita doakan Lord Didi Kempot husnul khatimah juga. Aamiin.








