Infobaru.co.id, Ambon – Perintah Kabupaten Maluku Tengah dibawah nahkoda Muhamad Marasabessy patut diapresiasi dalam penanganan Kamtibmas serta program-program untuk kesejahteraan masyatakat kabupaten tertua di Maluku itu.
Demi mensukseskan cakalele dan tenun di Negeri Pelauw Kecamatan Pulau Haruku, Marasabessy melakukan pertemuan dengan para Latupatty di Kecamatan Pulau Haruku di lantai III Kantor Dinas PUPR Provinsi Maluku, Rabu (23/11/2022).
Dirinya juga mengajak Saniri Desa Negeri dan tokoh pemuda, Sebanyak 11 Raja dan Saniri untuk berdialog perkembangan keamanan belakangan ini.
“Jelang acara cakalele dan tenun di Negeri Pelauw, untuk itu nari kita menjaga Kamtibmas di Kecamatan pulau haruku demi terwujudnya tarian adat tersebut,” harapnya.
Selain konsolidasi sukseskan tarian Cakalele di Negeri Pelauw, juga membahas pengembalian pengungsi Kariuw pada bulan Desember mendatang serta sejumlah program pembangunan di Pulau Haruku.
”Tentu proses pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan akan kita galakan libatkan tokoh pemuda dan masyarakat,” ungkap Marasabessy, kepada awak media.
Marasabessy mengakui, pihaknya mendukung penuh kegiatan bernuansa budaya itu.
”Kita akan jadikan program pariwisata yang akan dipusatkan di Pulau Haruku. Kalau orang ke Kota Ambon, belum lengkap kalau tidak ke Haruku. Nah, kegiatan ini baru dilakukan karena beberapa tahun sebelumnya pandemi Covid-19. Jadi kami dari kabupaten akan mendukung penuh kegiatan tersebut,” terangnya.
Sebagai orang pertama di Kabupaten tertua pihaknya akan mengajukan program dan kegiatan pembangunan di Kementrian dan lembaga untuk bangun negeri-negeri di Pulau Haruku.
“Kalau kita harap APBD untuk bangun tidak cukup. Nah, konsep pembangunan dan perdamaian, setidaknya menjadi pilot projeck di 11 Kecamatan di Malteng,” ujarnya.
Sementara itu Kapolresta Ambon berharap, kegiatan Cakalele dan Tenun, berjalan aman dan lancar. Dia berharap, kegiatan itu semakin dikenal dan mendunia.
“Kita berharap kegiatan ini go internasional. Kita tunjukan bahwa kita tidak lagi stigma konflik, tapi stigma positif. Untuk itu, mari kita satukan persepsi agar kegiatan ini berjalan aman dan lancar,” harapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Dandim 1504/ Ambon berharap, kegiatan Cakalele dan Tenun merupakan kearifan lokal di Pulau Haruku, tetap dijaga dan dilestarikan.
“Ini satu kebanggaan. Ini kearifan lokal di Haruku, Maluku dan Indonesia, tapi daerah lain tidak ada. Ini satu kebanggaan. Ini warisan nenek moyang dari pendahulu kita, Kita mesti lestarikan pasti ada nilai positif bagi saudara kita di Haruku,” jelasnya. (Ipu)